Minggu, 08 Mei 2011

Novelis Rinai Kabut Singgalang Akan Rambah Gorontalo


Gorontalo, Pelita – Setelah awal 2010 lalu, Irzen Hawer seorang guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Negeri 1 Batipuh Tanah Datar merilis Novel Cinta di Kota Serambi, kali ini Padang Panjang kembali memunculkan novelis muda, Muhammad Subhan yang akan meluncurkan novelnya berjudul Rinai Kabut Singgalang.

Novelnya saat ini sedang dalam proses cetak di Yogyakarta oleh salah satu penerbit. Tebal mencapai 400 halaman.dan jika tidak ada aral yang melintang saya akan bagikan di tanah Jawa dan Sulawesi khususnya Gorontalo. Ini untuk rekan-rekan yang lagi dalam perantauan, kata Muhammad Subhan yang juga Manajer Rumah Puisi Taufiq Ismail, belum lama ini.

Setelah terbit nanti, kata Subhan, novelnya itu akan diluncurkan di Bukittinggi dan dipromosikan di wilayah Jawa, Sulawesi termasuk Gorontalo. Sejumlah endorsement terkait novelnya ditulis oleh Dianing Widya Yudhistira (Novelis), Sutan Iwan Soekri Munaf (Penyair), Akhiriyati Sundari (Ketua Komunitas MataPena Yogyakarta), M Nasrudin (Editor dan Pegiat Buku), Sulaiman Juned (Penyair, Dosen Jurusan Teater ISI Padang Panjang), dan Irzen Hawer (Novelis).

Muhammad Subhan lahir di Medan, Sumatera Utara, berdarah Aceh-Minang. Sejak masih sekolah di SMP Negeri 6 Krueng Geukueh dan SMA Negeri 1 Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, ia sangat suka mengarang. Saat usia sekolah itu, sejumlah puisi, cerpen, dan artikelnya pernah dimuat berbagai suratkabar.

Bakat menulisnya terus berkembang sejak tahun 2000 ia memutuskan menggeluti dunia jurnalistik dan bekerja sebagai wartawan di sejumlah surat kabar di Padang, Sumatera Barat, diantaranya; SKM Gelora, Gelar Reformasi, Garda Minang, Media Watch (2000-2003), HarianMimbar Minang (2003-2004), Harian Haluan (2004-2010). Pernah menjadi editor Harian Online Kabar Indonesia (www.kabarindonesia.com) yang berpusat di Belanda (2007-2010), dan kontributor Majalah Islam Sabili (2008-2010). Sejak April 2010 ia memimpin Media Online www.korandigital.com yang berbasis di Kota Serambi Mekah Padang Panjang.

Ia juga sering diundang menjadi pembicara dalam berbagai pelatihan/seminar tentang kepenulisan/jurnalistik di sejumlah sekolah dan perguruan tinggi. Selain wartawan ia bekerja di Rumah Puisi Taufiq Ismail di Nagari Aie Angek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar dan Koordinator Sanggar Sastra Siswa Rumah Puisi.

Beberapa puisi dan tulisannya terkumpul dalam antologi bersama, diantaranya; Lautan Sajadah (Antologi Puisi, Himabasindo FKIP/Universitas Muhammadiyah Padang Panjang, 2009), Ponari for President (Antologi Puisi, Malang Publishing, 2009), Musibah Gempa Padang (Antologi Puisi, eSastera Malaysia, 2009), G30S: Gempa Padang (Antologi Puisi, Apsas, 20 09), Hujan Batu Buruh Kita (Kumpulan Liputan Perburuhan, AJI Indonesia, 2009), dan Melawan Kemiskinan dari Nagari (Buku Evaluasi Kredit Mikro Nagari yang ditulis bersama wartawan senior Asril Chaniago dan Ekoyanche Edrie, Bappeda Sumbar, 2009). (gor/ck-218).

Dimuat di Koran Harian PELITA Jakarta, Edisi Senin 29 November 2010


Gambar: Website Harian Pelita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar