Senin, 16 Mei 2011

Testimoni Seorang Pembaca Rinai Kabut Singgalang


Rinai Kabut Singgalang sebuah cerita berlatar Ranah Minang yang dikemas sangat apik oleh Muhammad Subhan dengan gaya bahasa yang mudah dicerna dan dimengerti oleh pembaca tanpa meninggalkan kesan dan rasa bosan. Kisah RKS tertuang tidak hanya sebatas memenuhi kebutuhan para hobbis akan bacaan.

Secara tersirat dalam RKS tersebut banyak tergambar pesan moral dan sosial dalam tatanan hidup bermasyarakat yang disampaikan oleh pengarang. Terjadinya kisah cinta dua anak manusia yang berbeda latar adat dan budaya telah membawa kita untuk lebih menganalisa dua unsur yaitu adat dan agama pada sudut pandang yang berbeda. Kakunya aturan adat dalam kehidupan sosial Ranah Minang pada masa lalu menggambarkan bahwa unsur adat lebih dominan berperan dibanding agama, hingga konsekwensi adat dan budaya berlaku secara spontanitas pada mereka yang melanggar aturan tersebut, seperti yang terjadi pada kisah cinta orang tua Fikri, Maimunah dan Munaf.

Di sini pengarang begitu cantik memainkan bahasanya dalam menganalisa kisi-kisi dua adat yang berbeda sehingga RKS tercermin bagai sebuah roman (novel klasik) pada masa lampau. Di sisi lain, RKS merupakan sebuah cerita motivasi yang penuh nasehat agama, yaitu kerasnya perjuangan hidup Fikri dalam menggapai cita-cita, cinta dan harapan tergambar dengan berbagai macam persoalan dan dilema hidup yang di awal dan di akhir cerita sarat kisah sedih yang tiada berkesudahan.

RKS merupakan terobosan baru dan diharapkan mampu memberikan motivasi untuk menelusuri kembali tatanan hidup sosial, budaya dan beragama yang dari berbagai aspek telah mengalami pergeseran nilai-nilai tanpa mengabaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Gusmawati, di Ombilin Solok, Sumatera Barat, testimoni via SMS di nomor 0813 7444 2075)

Gambar: Tiga pemuda di Maninjau berpose dengan memegang Novel Rinai Kabut Singgalang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar