Oleh Alizar Tanjung
Minggu, 3 April, Gol A Gong dan Arafat Nur memberikan materi bedah buku “Rinai Kabut Singgalang” dan workshop kepenulisan novel di pesantren Serambi Mekkah, Padang Panjang.
Hujan rintik di atap kos, di jalan Sarang Gagak, kota Padang. Aku sudah memasukkan beberapa buku dalam tas. Jam enam dalam perencanaan mesti berangkat ke Padang Panjang. Tujuanku mengikuti acara bedah novel “Rinai Kabut Singgalang” karya Muhammad Subhan, pemiliknya korandigital.com, yang kini berada di Padang Panjang, tepatnya bersamaan dengan pengelolaan Rumah Puisi Taufil Ismail di Aia Angek, kaki Gunung Singgalang. Acara yang akan ikuti juga berangkai dengan Wokrshop Kepenulisan Novel.
Tersirat dalam pikiranku keberangkatan tidak akan jadi berlangsung atau akan tertunda sampai hujan reda. Beberapa buku bacaan dan persedian pakaian ganti telah bersusun rapi. Tinggal mengenakan helm dan jaket dingin. Untunglah jam setengah tujuh di pagi Minggu hujan mulai reda. Motor aku panaskan beberapa menit. Alhamdulillah keberangkatanku ke Padang Panjang, ke Serambi Mekkah akan berlangsung jua.
Acara akan digelar jam 8 pagi, perjalanan ke Padang Panjang memakan waktu dua jam untuk ukuran motorku yang batuk-batuk. Melewati jalan Kalawi, masuk Kalumbuak, keluar By Pass Air Pacah.
Bumi sehabis hujan membuat udara terasa sejuk. Mobil-mobil besar juga belum begitu ramai menuju pusat industry. Beberap saat kemudian rinai berhenti. Alhamdulillah hujan tidaklah seperti yang aku khawatirkan. Aku memasuki Lubuk Basung, terus menuju Sicincin, naik ke Kayu Tanam, masuk ke Air Terjun Lembah Anai. Ari terjun lembah anai menampakkan keelokannya. Batu-batu menjadi lantai air, Tebing tempat air mengalir layaknya cermin. Tampak busa memercak di antara batu. Pengunjung yang bertamu belumlah Nampak. Mungkin karena masih pagi.
Aku tinggalkan air terjun Lembah Anai, masuk kota Padang Panjang. Aku berhenti di Lampu Merah. Lurus menuju Bukittinggi, ke kanan jalan ke Batu Sangkar dan Solok. Pada persimpangan Kubuah Karambia, jalan Batu Sangkar dan Solok bercabang tiga. Tapi perjalananku tidak akan sampai ke simpang Kubuah Karambai. Jam hp menunjukkan jam 08.15, belas. Telah terlambat aku seperempat jam dari yang dijadwalkan.
Sampai di Serambi Mekkah, jam delapan lewat dua puluh. Muhammad Subhan pengarang novel “Rinai Kabut Singgalang” aku temukan menanti para undangan di depan. Aku disambut penulis RKS, kemudian dihantarkan ke ruang workshop. Beberapa orang telah berkumpul menikmat cengkrama-cengkrama ringan bersama para peserta lainnya. Aku ambil duduk di baris tiga dari depan, saat itu aku perhatikan pada ruang kaca di lantai dua, tempat workshop itu Gol A Gong berdiri menghadap keluar. Aku kenal Gol A Gong dari majalah-majalah yang pernah aku baca, terutama Annida, Story, dan dari percakapan-percakapan pendek sebelum Gol A Gong berangkat ke Padang. Aku hampiri Gol A Gong. Beberapa percakapan singkat tentang dunia penerbitan dan penulisan mengisi perbincangan kami. Pengarang Balada si Roy dan Tiga Ombak itu tampaknya menikmati kota dingin Padang Panjang, kemudian ia menuturkan tur perjalanannya sebagai gebrakan dalam cinta menulis.
Gol A Gong adalah pengarang novel produktif, penulis ratusan scenario TV, dan pendiri komunitas baca RUMAH DUNIA di kampung Ciloang, Serang Banten. Gol A Gong sudah menulis 70 novel; Balada Si Roy (Gramedia), Pada-Mu Aku Bersimpuh (Mizan), Al-Bahri (Asy-Syaamil), Musafir (Salamadani), Aku Anak Matahari (Salamadani), The Journey (Salamadani), Labirin Lazuardi (Tisrra), Kupu-kupu Pelangi (Mizan), Miracle (GagasMedia), Lewat Tengah Malam (GagasMedia), Dua Matahari (Zikrul Hakim), novel anak berseri ”Ayo Sekolah” (Zikrul Hakim), Lukisan (Balai Pustaka) dan masih banyak lagi.. Pernah bekerja sebagai wartawan di Gramedia Group (1988-1990), sebagai senior creative di RCTI (1996 – 2008), Asisten menejer Banten TV (2009), ikut membidani kelahiran penulis muda bersama Forum Lingkar Pena, melahirkan banyak wartawan di Koran lokal (Radan Banten dan Banten Raya Post), penulis novel berbakat dan penulis scenario TV local dan nasional di “Kelas Menulis Rumah Dunia”. Gol A Gong juga menjabat sebagai Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat Indonesia periode 2010 – 2015. Sekarang Gol A Gong Direktur Gong Publishing dan sudah menerbitkan 13 buku (www.tokorumahdunia.com)
Setengah sembilan bedang buku RKS telah dibuka. Pembicaranya Arafat Nur, Gol A A Gong dan M. Subhan, sebagai penulis novel RKS. Arafat Nur pemenang unggulan sayembara novel DKJ. Novelnya berjudul Lampuki, dia juga ketua FLP Lhokseumawe Acara dihadiri guru-guru, mahasiswa, siswa dari Padang Panjang, Padang, Bukittinggi, dan beberapa daerah lainnya. Antusias peserta seminar sangat tampak dari kritikan-krtikan pedas yang dikeluarkan guru. Arafat Nur mengkaji tentang bahasa dan kepenulisan RKS dengan judul makalahnya ”Selintas Masalah dalam Rinai Kabut Singgalang” dan Gol A Gong dengan judul makalahnya ”Rinai Kabut Singgalang: Mendekatkan Sastra Lewat Televisi”. ”RKS sangat sesuai dengan kecendrungan perfilm saat ini. RKS sangat pantas untuk difilmkan,” ujar Gol A Gong, pemilik penerbit Gong Publishing.
Pembedahan cukup alot, hanya saja pembaca kurang dapat menikmati isi buku. Pembaca baru mendapatkan RKS ketika registrasi sebelum masuk ruangan. Pembedahan RKS oleh Arafat Nur dan Gol A Gong berlangsung sampai jam setengah satu siang. Jam setengah dua kembali dilanjutkan dengan Workshop Kepenulisan Novel. Peserta diminta berkomentar mengenai sinopsis, tema, dialog, setting, tokoh dalam naskah, juga mengenai mencari ide. Acara selesai jam setengah empat. Aku kembali ke kota Padang. []
Terbit di Singgalang, 10 April 2011
Gambar: Gol A Gong bersama Kyanti Naurah dari Rumah Permata Event Organizer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar