Kamis, 18 Agustus 2011

Seorang Santri Menyebut Rinai Kabut Singgalang dalam Blognya


Oleh Ikrima*)

Setelah mengikuti perkumpulan Komunitas GUNA Aia Ketek di Rumah Puisi Taufiq Ismail kemaren, bertemu sahabat menulisku dari berbagai tingkat pendidikan. Tsanawiyah dan Aliyah bukanlah bahan pertimbangan untuk komunitas ini. Kami semua sama. Sama-sama ingin berkreativitas melalui hal yang jarang dilakukan orang saat ini, menulis dan membaca. Ya, inilah bukti awal anak bangsa.

Aku merasa dua hal yang setidaknya kuperoleh, pertama, ini adalah ajang berkumpul bersama sahabat penaku yang lain, walaupun di sekolah kami dipisahkan oleh jarak dan ruangan lokal yang bermacam-macam. Kukira kali ini aku dekat dengan mereka. Yang memiliki tujuan sama denganku. Indah bukan. Suasana Rumah Puisi itu pun sangat eksotik, menarik perhatian orang yang mengunjunginya.

Kedua, aku dapat bertemu dan bertatap langsung dengan seorang penulis novel Rinai Kabut Singgalang bapak Muhammad Subhan, beliau berbagi cerita dengan kami, anak-anak ingusan yang baru belajar untuk menulis. Ia memperkenalkan kami dengan sahabatnya, ya, novel RKS tadi. Ia menjelaskan bagaimana ia bisa menciptakan sebuah alur yang bergitu banyak dalam novel. Mungkin, dibandingkan dengan cerpen, novel lebih berat. Karena berbagai alur, tokoh, yang bermacam-macam perangai itu diungkap dalam cerita. Jujur, aku saja masih bingung untuk membuat sebuah konflik dalam cerpen, memikirkan bagaimana ending-nya.

Selain sosok ilmuwan yang kukenal, kurasa sastra memiliki kehebatan yang hampir sama, tergantung dari mana kita melihatnya. Hebat memang. Seorang penulis memiliki hak paten tersendiri dalam membuat sebuah cerita, apakah tokoh itu akan bahagia, sedih, bahkan mengungkap setting cerita sesuai dengan keadaan aslinya atau tidak. Itu terserah mereka, para pakar menulis. Seenak mereka saja. Membuat orang larut dalam ceritanya.

Ya, aku melihat cuplikan cerita dari RKS ini. Begitu komplit sesuai dengan keadaan masyarakat sekarang. Gambaran tanah minang. Kasus atau problema yang dialami tokoh dijelaskan sedetail mungkin. Sungguh luar biasa. []

*) Anggota GUNA Aia Ketek Bukittinggi, santri Ponpes Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi.


PESAN SEGERA NOVEL RINAI KABUT SINGGALANG:
Caranya: Hubungi nomor 0819 9351 6937 atau 0813 7444 2075. Harga buku Rp 48.000/eks (ditambah ongkos kirim). Uang pembelian ditransfer ke rekening: BNI Cabang Bukittinggi No Rek. 0207005426, a.n. Fitri Kumala Sari. Add juga facebook Rinai Kabut Singgalang di rinaikabutsinggalang@yahoo.com atau rahimaintermedia@yahoo.com. Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar